
Oleh:
Mochamad Bugi
Islam Untuk Seluruh Manusia
Kata Islam punya dua makna. Pertama, nash (teks) wahyu yang menjelaskan din
(agama) Allah. Kedua, Islam merujuk pada amal manusia, yaitu keimanan dan
ketundukan manusia kepada nash (teks) wahyu yang berisi ajaran din (agama)
Allah.
Berdasarkan makna pertama, Islam yang dibawa satu rasul berbeda dengan yang
dibawa rasul lainnya, dalam hal keluasan dan keuniversalannya. Meskipun
demikian dalam permasalah fundamental dan prinsip tetap sama. Islam yang dibawa
Nabi Musa lebih luas dibandingkan yang dibawa Nabi Nuh. Karena itu, tak heran jika
Al-Qur’an pun menyebut-nyebut tentang Taurat. Misalnya di ayat 145 surat
Al-A’raf. Dan telah Kami tuliskan untuk Musa di Luh-luh (Taurat) tentang segala
sesuatu sebagai peringatan dan penjelasan bagi segala sesuatunya.…
Islam yang dibawa Nabi Muhammad lebih luas lagi daripada yang dibawa oleh
nabi-nabi sebelumnya. Apalagi nabi-nabi sebelumnya diutus hanya untuk kaumnya
sendiri. Nabi Muhammad diutus untuk seluruh umat manusia. Oleh karena itu,
Islam yang dibawanya lebih luas dan menyeluruh. Tak heran jika Al-Qur’an bisa
menjelaskan dan menunjukkan tentang segala sesuatu kepada manusia. Dan Kami
turunkan kepadamu Al-Kitab sebagai penjelas segala sesuatu. (An-Nahl: 89)
Dengan kesempurnaan risalah Nabi Muhammad saw., sempurnalah struktur kenabian
dan risalah samawiyah (langit). Kita yang hidup setelah Nabi Muhammad diutus,
telah diberi petunjuk oleh Allah tentang semua tradisi para nabi dan rasul yang
sebelumnya. Allah swt. menyatakan hal ini di Al-Qur’an. Mereka orang-orang yang
telah diberikan petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. (Al-An’am:
90). Dan kamu diberi petunjuk tentang sunah-sunah orang-orang yang sebelum
kamu. (An-Nisa: 20)
Sedangkan tentang telah sempurnanya risalah agama-Nya, Allah menyatakan dalam
surat Al-Maidah ayat 3. Pada Hari ini telah Aku sempurnakan bagimu agamamu, dan
telah Aku sempurnakan nikmat-Ku, dan Aku ridha Islam sebagai agama bagimu
sekalian….
Rasulullah saw. menjelaskan bahwa risalah yang dibawanya adalah satu kesatuan
dengan risalah yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya. “Perumpamaanku dan
perumpamaan nabi-nabi sebelumku ibarat orang yang membangun sebuah rumah. Ia
memperindah dan mempercantik rumah itu, kecuali letak batu bata pada salah satu
sisi bangunannya. Kemudian manusia mengelilingi dan mengagumi rumah itu, lalu
mengatakan: ‘Alangkah indah jika batu ini dipasang!’ Aku adalah batu bata
tersebut dan aku adalah penutup para nabi,” begitu sabda Rasulullah saw.
(Bukhari dan Muslim)
Agama Selain Islam Ditolak
Sempurna dan lengkapnya risalah agama langit yang Allah proklamasikan pada haji
wada’ dengan ayat 3 surat Al-Maidah –yang juga sebagai wahyu terakhir turun–,
mengharuskan seluruh manusia tunduk pada Islam. Semua syariat yang terdahulu
dengan sendirinya mansukh (terhapus). Dan, tidak akan ada lagi syariat baru
sesudah risalah yang dibawa Nabi Muhammad. Risalah dan kenabian telah ditutup
dengan diutusnya Nabi Muhammad. ….tetapi ia (Nabi Muhammad) sebagai utusan Allah dan penutup nabi-nabi… (Al-Ahzab: 40).
Katakanlah: “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua.”
(Al-A’raf: 158). Dan Kami tidak mengutus kamu kecuali untuk seluruh manusia
sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan. (Saba: 28). Dan tidaklah
Kami mengutusmu, kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. (Al-Anbiya’:
107).
Karenanya, Dan barangsiapa yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan
diterima (agama itu) daripadanya. (Ali Imran: 85). Sebab, sesungguhnya agama
yang diridhai Allah adalah Islam. (Ali Imran: 19).
Maka, siapa saja yang tidak mengikuti ajaran Nabi Muhammad, ia akan celaka dan
menjadi orang yang sesat. Kata Rasulullah saw., “Demi Dzat yang diriku dalam
genggaman-Nya, tidak seorang pun dari umat ini, baik Yahudi atau Nasrani,
mendengar (berita kerasulan)-ku, kemudian ia tidak beriman kepada apa yang aku
bawa, kecuali ia sebagai ahli neraka.” (Muslim)
Allah menegaskan dalam Al-Qur’am, “Barangsiapa menentang Rasul sesudah nyata
petunjuk baginya dan mengikuti bukan jalan orang-orang mukmin, niscaya Kami
angkat dia menjadi pemimpin apa yang dipimpinnya dan Kami masukkan ke dalam
neraka jahanam. Itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (An-Nisa: 115).
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasu-Nya dan hendak
membedakan antara (keimanan kepada) Allah dan Rasul-Nya, mereka berkata, kami
beriman kepada setengah (Rasul) dan kafir kepada yang lain, dan mereka hendak
mengambil jalan tengah (netral) antara yang demikian itu. Mereka itu ialah
orang-orang kafir yang sebenarnya, dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir
itu siksaan yang menghinakan (An-Nisa:150-151).
Risalah yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad telah banyak dilupakan,
diselewengkan, diubah, dan ajarannya yang haq telah dihapus. Sehingga,
melekatlah kebatilan di kalangan para pemeluknya, baik dalam masalah akidah,
ibadah, dan perilakunya. Sementara, Islam adalah agama yang sumber ajarannya,
Al-Qur’an dan Hadits, terjaga keshahihannya. Sanadnya tersambung kepada
Rasulullah saw. Apakah ada pilihan bagi kita yang ingin berislam kepada Allah
swt selain dengan mengikuti risalah yang dibawa Nabi Muhammad? Tentu saja
tidak.
Allah berfirman, “Hai ahli kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu seorang
Rasul Kami, yang menerangkan (syariat Kami) kepadamu ketika rasul-rasul telah
putus supaya kamu tidak berkata, ‘Tidak datang kepada kami pemberi kabar
gembira dan tidak pula memberi peringatan.’ Allah MahaTahu atas segala
sesuatu.” (Al_maidah: 19)
Sumber Ajaran Islam
Isi ajaran Islam yang diserukan Nabi Muhammad dapat diketahui dari Al-Qur’an
dan As-Sunnah yang telah diakui keabsahannya oleh para ulama hadits. Islam yang
dibawa Nabi Muhammad merupakan hidayah yang sempurna bagi seluruh umat manusia.
Allah menurunkan Islam ini secara sempurna dan menyeluruh sehingga tidak ada
satu persoalan pun yang menyangkut kehidupan manusia yang tidak diatur. Islam
memuat aspek hukum –halal-haram, mubah-makruh, fardhu-sunnah—juga menyangkut
masalah akidah, ibadah, politik, ekonomi, perang, damai, perundangan, dan semua
konsep hidup manusia.
Begitulah yang Allah katakan tentang Al-Qur’an. Dan Kami turunkan kepadamu
Al-Kitab sebagai penjelas segala sesuatu. (An-Nahl: 89). Dan sebagai pemerinci
terhadap segala sesuatu. (Al-A’raf: 145)
Sedangkan yang belum dijelaskan secara gamblang dan rinci dalam Al-Qur’an dan
As-Sunnah, dapat diketahui dengan jalan pengambilan hukum oleh para mujtahid
umat Islam (istimbath).
Kitab dan Sunah telah menjelaskan semua persoalan yang terkait dengan akidah,
ibadah, ekonomi, sosial kemasyarakatan, perang dan damai, perundang-undangan
dan kehakiman, ilmu, pendidikan dan kebudayaan, serta hukum dan pemerintahan.
Para ahli fiqh membuat klasifikasi ajaran Islam ke dalam persoalan akidah,
ibadah, akhlak, muamalah, dan uqubah (sanksi hukum).
Yang termasuk dalam urusan akidah adalah masalah hukum dan pemerintahan.
Masalah akhlak adalah masalah tata karma. Sedangkan yang masuk ke dalam urusan
ibadah adalah masalah shalat, zakat, puasa, haji, dan jihad. Muamalah
menyangkut urusan transaksi keuangan, nikah dna segala persoalannya, soal-soal
konflik, amanah dan harta warisan. Sedangkan yang masuk dalam kategori uqubah
adalah persoalan qishash, hukuman bagi pencuri, pezina, tuduhan zina, dan
murtad.